Jan

30

CHECK IT OUT ON BOOK SHOP!!! Don’t miss it!

But if you like has that book by signed the writers, so you can find out at Lab. Sentral Ilmu Hayati, Brawijaya University (Fatchiyah as main editor) call 0341-559054 or send email to fatchiya@ub.ac.id

Sinopsis

Mekanisme di tingkat molekular merupakan kunci penting dalam membuka banyak misteri yang belum terungkap, seperti mengungkap fungsi gen terkait onset penyakit genetis, interaksi pemaparan nutrisi yang tepat dalam metabolisme gen target, atau identifikasi hubungan evolusi genetis, identifikasi DNA forensik, dsb. Analisis biologi molekular diperlukan untuk mempermudah memahami mekanisme molekular termasuk mengidentifikasi gen, DNA finger printing, ekspresi & eksplorasi protein/enzim, serta menganalisis fungsi gen dan protein.
Buku ini tersusun dari 20 bab. Bab 1 4 memaparkan sejarah perkembangan biologi molekular yang ditandai dengan human genome project, dilanjutkan penjelasan pengertian dasar kromosom, DNA, & gen. Pada bab selanjutnya, buku ini disusun berdasarkan kebutuhan panduan teknik-teknik dasar biologi molekular, meliputi isolasi DNA & RNA dari berbagai bahan yang mengandung material genetik pada berbagai organisme bakteri, tanaman, hewan, & manusia, serta pengujian kualitas maupun kuantitas isolat DNA yang diperoleh.
Pada Bab 5-10 fokus tentang bagaimana metode untuk manipulasi DNA atau gen-gen yang akan diuji, meliputi amplifikasi gen dengan PCR untuk identifikasi gen target, RFLP untuk uji sidik jari DNA dengan memotong bagian spesifik terhadap enzim restriksi, analisis ekpresi gen yang dilakukan dengan proses hibridisasi untuk level DNA & RNA, serta teknik hibridisasi in situ untuk uji ekspresi fungsi gen & pembuatan probe cDNA sebagai penanda spesifik gen target.

Mulai Bab 11 dibahas lebih dalam tentang analisis protein untuk mengukur ekspresi gen yang berperan. Bahasan diawali dengan penjelasan asam amino penyusun protein dan bentuk struktur protein berbasis pada ikatannya. Untuk mengkarakterisasi protein, pertama-tama dilakukan teknik isolasi & presipitasi protein, kemudian diuji kualitasnya berbasis pada kurva standar protein dan juga uji kuantitatif, SDS-PAGE, immunoblotting, & analisis isoenzim.

Pada bab terakhir, dibahas tentang elektroforesis dua dimensi. Buku ini merupakan buku wajib kuliah dan praktikum untuk program studi yang memiliki kurikulum dengan mata kuliah Teknik Analisis Biologi Molekular. Selain itu, buku ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan dan workshop yang berkaitan dengan teknik-teknik dasar biologi molekular. Buku Biologi Molekular: Prinsip Dasar Analisis ini ditujukan untuk mahasiswa S-1 dan pascasarjana, peneliti pemula ataupun senior yang bidang kajiannya di tingkat molekul dan selular, baik bidang biologi, biokimia, kedokteran, kedokteran hewan, kedokteran gigi, pertanian, perikanan, dan peternakan, serta untuk para guru biologi di tingkat sekolah menengah sebagai pengantar dasar-dasar analisis bioteknologi yang berbasis IPTEK.

Sekilas Tentang Penulis
Penulis adalah pengajar dan peneliti aktif bidang biologi molekular yang terdiri dari Fatchiyah (pengajar Jurusan Biologi FMIPA Universitas Brawijaya (UB) bidang kajian Biologi Molekular, Direktur Laboratorium Sentral Ilmu Hayati UB, Wakil Direktur Komisi Etik Penelitian UB, dan UB Council Indonesia-German Network for Teaching, Training and Research
Collaboration (IGN-TTRC); Estri Laras Arumingtyas (pengajar Jurusan Biologi FMIPA UB) bidang kajian Genetika Tanaman, Kepala Divisi Tanaman Komisi Etik Penelitian UB; Sri Widyarti (pengajar Jurusan Biologi FMIPA UB) bidang kajian Biologi Selular, Sekretaris Jurusan Biologi FMIPA UB dan Kepala Divisi Biomol & Sel Laboratorium Sentral Ilmu Hayati UB; dan Sri
Rahayu (pengajar Jurusan Biologi FMIPA UB) bidang kajian Reproduksi Hewan.

Jan

25

Pemerintah dalam hal ini kementrian riset Dan teknologi serta kementrian Kesehatan RI mendukung pengembangan Vaksin Dan bahan Baku obat yang tidak tergantung Dari bahan Baku luar negeri, tapi 100% bahan dasar nya diambil dari sumber daya alam di Indonesia.
Pada pagi hari ini, Rabu, 25 Januari 2012′ di ruang Dr. j Leimena lt2 gdg C Kementrian Kesehatan RI jl HR Rasuna Said Jakarta Selatan, Menkes Dan Menristek menyaksikan acara penandatangan kesepakatan bersama dalam mewujudkan sinergi penelitian Dan pengembangan Vaksin Dan bahan Baku obat antara academic (universitas), bisnis (industri)’ Dan government (pemberitahuannya), ABG synergy. Pihak akademik terdiri Dari UI, ITB, Unair, Unhas, UNS, Dan UB, Rektor UB diwakilkan kepada Fatchiyah (direktur LSIH UB) dalam proses penandatangan MoU ini. Kemenkes Dan Kemenristek mewakili pihak pemerintah. Sedangkan pihak industri diwakili Oleh PT Biofarma Dan PT Indofarma.

Jan

25

Explain this problem and send your answer to email fatchiya@ub.ac.id before tomorrow noon (26012012)

1. How do you think about the retrovirus as transporter of gene therapy such as Alzhemair, cancer, or congenital diseases

2. DNA Silencing program sometime is not only as negative factor but also positive factor. Let’s explain clearly on both sides

3. Could you take one of gene therapy using DNA recombinant and explain it the reason on it.

(fat)

Jan

16

Central Laboratory of Life Science (LSIH) is one of research central of Brawijaya University that established on 2007. This institution is a research laboratory which mainly conduct research of various field on biotechnology and molecular biology, especially in the field of life sciences, supported by national and international level facilities. To celebrate the fifth anniversary of LSIH we will conduct The second International Conference of Life Sciences 2012 (ICLS 2012) with the theme Prospective and Contribution of Life Sciences for Better Life.

The objective of ICLS 2012 is to bring together researchers, scientists, practitioners, and scholar students to exchange and share their experiences, new ideas, and research results related to all aspects of life sciences that gives positive contribution and prospects for better life in the future.

THE CONFERENCE

The ICLS 2012 will be dividing on three programs: symposium, parallel seminar, and poster sessions. For the symposium, there will be invited speaker who will present topic in life science. Parallel seminar of oral presentations will be carried out concurrently. There will be scheduled poster sessions during the conference.

 

DATE AND VENUE

Conference Dates: July 14th to 16th, 2012

Venue: Widyaloka Convention Hall, University of Brawijaya,

Jl. Veteran, Malang, 65145, INDONESIA

 

IMPORTANT DATE

Abstract submission deadline: April 16th, 2012

Full paper submission deadline: June 8th, 2012

SCOPE OF THE CONFERENCE

The scope of this conference is the fields of

  1. Biopharmacy and Biomedicine
  2. Microbiology
  3. Food, Nutrition and Nutrigenomic
  4. Animal genetic, reproduction and production
  5. Agricultural biotechnology
  6. Ethic, legal, social and economical implication

REGISTRATION FEE

This conference would be interesting for researchers from Universities, researchers’ institute, and graduate student.

The conference fee:

Payment address:

Treasurer LSIH UB (Gatot Ciptadi, Ir.)

Account No.: 3150730502

Bank Central Asia (BCA) KPU Dinoyo Malang

Swiftcode: CENAIDJA

Receive payment should be send to facsimile: +62 341 559054 and/or email iclsub2012@gmail.com

detail information  on  http://icls2012.ub.ac.id

Jan

16

Oleh Fatchiyah
Direktur LSIH UB dan Dosen jurusan Biologi FMIPA UB
Email: fatchiya@ub.ac.id , website http://fatchiyah.lecture.ub.ac.id atau http://lsih.ub.ac.id

Pentingkah Identifikasi kebutuhan Pelatihan (Training Needs Analysis)? Ya tentu saja, hal ini untuk mendapatkan dampak positif atau hasil maksimal dari pelatihan yang diikuti, sehingga waktu dan dana yang dikeluarkan tidak siasia. Benarkah pelatihan diperlukan? Pasti, karena untuk meningkatkan kompetensi seseorang. Kapan pelatihan dibutuhkan? Adanya penggunaan teknologi baru, perubahan proses, permintaaan dari pengguna/pasar/ customer, perubahan budaya atau struktur organsasi, perubahan dalam masyarakat atau aturan hukum serta bila ada kebijaksanaan baru pimpinan. Benarkah pelatihan dibutuhkan? Pelatihan bagi personel yang ada atau untuk personel baru dengan kualifikasi yang sesuai.
Pelatihan, merupakan bagian yang penting dan mutlak dalam sistem manajerial. Cara yang vital dalam upaya perbaikan dan pengembangan. Pelatihan juga merupakan kebutuhan dasar bagi personil agar mampu melaksanakan pekerjaannya serta berhasil dalam karir. Oleh karena itu, tujuan suatu pelatihan adalah meningkatkan pengetahuan, kemampuan, ketrampilan, kapasistas, kompetensi dan kinerja kerja. Perlunya pelatihan bukan hanya didasarkan untuk pembelajaran, yang lebih utama ialah didapatkan hasil yang dapat memenuhi standar kinerja pada tingkat yang dibutuhkan pada semua personel. Setiap personel laboratorium harus mendapatkan pelatihan dasar agar mampu melaksanakan tugasnya dan berhak meminta pelatihan yang berhubungan dengan pekerjaannya. Bagi semua personel terutama di laboratorium, untuk mencapai hasil yang baik tidak diizinkan untuk menerapkan suatu prosedur atau metoda sebelum: (1) mengikuti semua pelatihan yang diperlukan. Perlu supervisi sampai pelatihannya berakhir. (2) menunjukkan kemampuannya menerapkan apa yang telah dipelajari.
Identifikasi Pelatihan. Untuk mengidentifikasi pelatihan meliputi tahapan analisis, rancang, pengembangan, pelaksanaan, dan Evaluasi. Pada umumnya, dalam suatu laboratorium personel yang ada memiliki tingkat penegtahuan dan ketrampilannya bervariasi. Maka tugas Manajemen untuk identifikasi kebutuhan pelatihan bagi personel yang bekerja di laboratorium yang dipimpinnya. Identifikasi kebutuhan pelatihan merupakan langkah awal dalam siklus penyusunan program pelatihan dan ditetapkan bersama-sama oleh tim Manajerial dan personel laboratorium.
Analisis. Analisis tugas pokok pegawai atau sekelompok pegawai yang membutuhkan pelatihan, berbasis informasi lengkap dan faktual tentang: (1) kinerja personil, (2) siapa personil yang ketrampilannya perlu ditingkatkan, dan (3) adanya jenjang kinerja antara kebutuhan laboratorium dengan kualifikasi personel yang ada atau jenjang antara personel. Bagaimana cara menganalisis secara obyektif: lakukan SWOT analysis terhadap personel, amati tingkat kinerja personel, lakukan wawancara langsung pada personel, edarkan kuisener, dan diskusikan dengan kelompok kerja. Bagaimana personel dapat memanfaatkan kekuatan atau kesempatan dirinya? Apakah ada faktor yang menghalanginya untuk memanfaatkan kesempatan yang ada?
Perancangan. Merancang suatu pelatihan harus berbasis pada SMART goals: Spesific, tujuan harus ditulis sejelas mungkin. Measurable, harus disertakan bagaimana mengukur pencapaian tujuan secara obyektif. Achievable, target menantang namun tidak terlalu sulit untuk dicapai. Relevant, seseorang akan terpacu mencapai target, apabila target itu penting dan dapat memberikan keuntungan padanya. Time limited, target harus dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu. Manajemen akan menetapkan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan. Be realistic! Jangan meniru laboratorium lain, tapi harus sesuai dengan visi dan misi masing-masing laboratorium dan ruang lingkup yang telah ditetapkan atau yang akan dikembangkan.
Pengembangan. Manajemen juga melakukan dokumentasi untuk pelatihan yang telah dilaksanakan, rotasi personel yang akan dilatih berbasis pada tingkat kompetensi yang ingin dicapai, dan proses setelah pelatihan yang dilakukan oleh personel yang bersangkutan. Berdasarkan tahapan tersebut, manajemen melakukan pengembangan lebih lanjut. Pelatihan lanjutan bisa dilakukan dalam waktu kerja – on the job training atau inhause training –. Kelebihan pelatihan model ini adalah dengan menggunakan peralatan, instrumen, atau bahan yang akan digunakan oleh oleh personel setelah pelatihan, sehingga personel secara efektif dapat meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan tugas. Tipe lain – off the job training -, yaitu dilaksanakan diluar tempat pekerjaan di tempat pelatihan yang sesuai dengan kompetensi dan memiliki reputasi yang baik. Personel dalam mengikuti pelatihan dapat konsentrasi penuh pada materi pelatihan karena tidak dibebani dengan tugas rutin. Dan lebih effektif dalam mengembangkan konsep dan ide. Tetapi kelemahannya, biasanya type instrumen yang dipelajari tidak sama dengan peralatan yang dimiliki laboratorium.
Pelaksanaan. Setelah selesai melakukan pelatihan, personel harus melaksanakan hasil pelatihan yang diikutinya. Personel langsung menerapkan ilmu dan ketrampilannya yang diperolehnya untuk menyelesaikan permasalah nyata di dunia pekerjaannya, karena tanpa dipraktekkan ilmu atau ketrampilan itu akan hilang. Pimpinan langsung akan mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan setelah pelatihan. Misalnya: personel secara individu atau kelompok kerja melakukan proses analisis lebih efesien dan effektif, waktu lebih cepat, kegagalan analisis minim, validasi instrumnetasi dan metoda analisis terjaga dengan baik, sehingga kepercayaan customer/pelanggan meningkat dengan semakin meningkatnya sampel uji yang masuk ke laboratorium.
Evaluasi. Pelatihan dan proses setelah pelatihan personel yang telah dilaksanakan diukur denga melakukan evaluasi. Manajemen menyediakan perangkat evaluasi seperti kuisener dimana kuisener ini ditujukan untuk personel yang bersangkutan dan atasan langsung dan untuk meningkatkan obyektifitas dapat pula ditambah kuisener untuk rekan kerja serta kuisener dari kepuasan customer/pelanggan. Personel juga membuat evaluasi kinerja diri (EKD). Dan manajemen akan melakukan internal audit serta kaji ulang manajemen atas keseluruhan proses yang ada dalam laboratorium tersebut. Proses kinerja dan evaluasi kinerja harus berbasis pada ISO yang dijalankan oleh laboratorium yang bersangkutan, seperti ISO 17025:2005, ISO 9001:208, ISO 1400 dan standard ISO yang lain.
Personal management appraisal system (PMAS). Tujuan dari PMAS adalah memberikan tanggapan kepada karyawan terkait terhadap kinerja kerjanya dan menganalisis pelatihan apa yang diperlukan. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan untuk mengambil keputusan, pemberian pay-off atau menaikkan gaji, bonus, promosi atau tindakan disiplin lainnya. PMAS juga merupakan saranan terjalinnya komunikasi antara manajemen dan karyawannya, meningkatkan kinerja kerjanya melalui konseling, pemberian arahan dan pengembangan, serta mengavaluasi situasi dan kondisi dari perusahaan.
Pada dasarnya, menganalisis Kebutuhan akan Pelatihan bagi personel, tidak dilakukan tanpa proses yang telah diurakan di atas, agar perencanaan dan pengembangan, waktu dan uang yang disediakan tidak sia-sia belaka, tapi bermanfaat dalam peningkatan kinerja kerja personel dan proses analisis serta manejemen mutu laboratorium lebih efisien, efektif dan dengan akuntabilitas yang tinggi (FAT).

Pustaka yang terkait:

1. Training needs analysis Training Needs Analysis (Fat, 2012)

2. MAPS handbook performance appraisal handbook

3. MAPS template performanceappraisalform (template)